Contoh Makalah Wawancara Agama Materi Sikap Keagaamaan

Contoh Makalah Wawancara Agama Materi Sikap Keagaamaan

Hasil wawancara dengan narasumber Biografi Narasumber 1

Nama                  : 

tanggal lahir : 

Pekerjaan   : 

 

 

1.   Menurut saudara apa pengaruh pendidikan terhadap jiwa keagamaan?

 

Ya tentu pendidikan sangat perlu, semakin tinggi maka semakin tinggi pula tingkat kecerdasan dan ketaatannya kepada Tuhan

2.  Apa itu sikap keagamaan menurut saudara?

 

Sikap keagamaan menurut saya ialah suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku yang sesuai dengan bentuk keimanannya.

3.   Jika ada sebuah tradisi atau kegiatan yang bertentangan dengan agama bagaimana cara kita menyikapinya??

Menolak mengikuti tradisi atau kegiatan tersebut dg cara yg baik dan sopan, Apalagi tradisi tersebut bertentangan dan tdk sesuai dg hukum islam. (Bid'ah).


 

 

 

Biografi Narasumber 2

 

Nama                           : 

 Tempat tanggal lahir : 

 Pekerjaan        : 

1.   Apa hubungan budaya dengan tradisi keagamaan menurut saudara?

 

Agama dan budaya adalah dua hal yang berbeda tetapi tidak mungkin dipisahkan. Keberadaan sebuah agama akan sangat dipengaruhi dan mempengaruhi pengamalan sebuah agama yang bersangkutan. Dan sebaliknya, sebuah kebudayaan akan sangat dipengaruhi oleh keyakinan dari masyarakat di mana kebudayaan itu berkembang.

2.     Menurut saudara apa pengaruh jiwa keagamaan terhadap kebudayaan bagi masyarakat?

Pengaruh jiwa keagamaan terjadap kebudayaan bagi masyarakat yaitu agama mampu menjadi benteng dan memberikan batasan terhadap kebudayaan agar tidak jauh melenceng dari ajaran. Dan jiwa keagamaan juga mampu menjadi contoh bagi seseorang dalam berbudaya dengan cara yang baik dan benar

3.   Menurut saudara apa contoh budaya yang berakaitan dengan keagamaan?

 

Contoh dari budaya yang berkaitan dengan keagamaan menurut saya acara yang setiap sekali dalam 1 tahun sering di rayakan oleh orang islam yang kental dalam berbudaya seperti acara maulid nabi muhammad.


 

 

 

Materi Refrensi

 

Pengaruh pendidikan terhadap jiwa keagamaan

 

Pendidikan sangatlah berpengaruh terhadap jiwa keagamaan seseorang, khususnya dalam pembentukan pribadi atau pembentukan watak. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin baik tingkat kecerdasan dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu pengaruh pendidikan terhadap jiwa keagamaan sangatlah penting untuk diketahui guna untuk menanamkan rasa keagamaan pada seorang anak didik. Diantara pengaruhnya adalah Pendidikan Keluarga, Pendidikan Kelembagaan, dan Pendidikan di masyarakat.

Sikap keagamaan

 

Sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan bentuk kepercayaannya. Sikap merupakan predisposisi untuk bertindak senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju terhadap objek tertentu berdasarkan komponen kejiwaan; kognisi, afeksi dan konasi.

Artinya sikap merupakan interaksi dari komponenkomponen kejiwaan manusia secara kompleks terhadap lingkungannya. Masyarakat madani dibentuk dengan landasan motivasi dan etos keagamaan. masyarakat madani menunjukkan lingkungan masyarakat yang beradab, berbudi luhur, berakhlak mulia, egalitarianisme dan menghargai seseorang berdasarkan prestasi kerja. Dan menegakkan hukum, toleransi, pluralistik, berkeadilan sosial dan menghidupkan demokrasi dalam wadah musyawarah. Masyarakat madani berbeda dengan civil society yang lahir dari konteks sosial masyarakat Barat kontemporer, yaitu dari gerakan perlawanan rakyat guna melepaskan diri dari rezim-rezim penindas dan otoriter serta tidak ada hubungannya dengan akhlak atau budi pekerti luhur dan agama. Intelektual muslm konptemporer berusaha untuk memformulasikan nilai-nilai agama dalam masyarakat


 

 

 

madani sebagai landasan operasional dalam bersikap dan bertindak setiap individu dalam kehidupan masyarakat.

 

 

Menyikapi tradisi yang bertentangan dengan Agama

 

Budaya modern memberikan tantangan yang besar bagi umat Islam di dunia, terutama di Indonesia. Hal tersebut tentu berpengaruh bagi eksistensi agama-agama di dunia, terutama Islam.Budaya modern ditengarai membuat perubahan  yang signifikan dan mengancam eksistensi agamadi dalam diri umatberagama.Kebutuhan beragama umat manusia kian menyusut seiring berkembangnya budaya modern, bahkan agama dalam budaya modern bisa jadi tidak lagi dibutuhkan, karena segala kebutuhan umat manusia bisa terpenuhi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Di sisi lain, agama yang dijadikan sebagai tuntunan dalam menghadapi berbagai keadaan, terlihat kurang begitu respon terhadap kemajuan zaman. Untuk itu relasi antara agama dan budaya modern perlu ditetapkan formatnya, yang kemudian diterjemahkan menjadi relasi dalam bentuk pribumisasi, negosiasi, dan konflik. Dari relasi tersebut, timbullah sikap-sikap umat beragamam, yaitu menolak, menerima sepenuhnya, dan menganalisis terlebih dulu sebelum memutuskan.

Jika muncul pendapat yang bertentangan diantara keduanya, maka tradisi maupun adat harus dirubah dengan cara mengakomodasikannya kedalam nilai-nilai islam.

Menurut Hanafi, tradisi lahir dari dan dipengaruhi oleh masyarakat, kemudian masyarakat muncul, dan dipengaruhi oleh tradisi. Tradisi pada mulanya merupakan musabab, namun akhirnya menjadi konklusi dan premis, isi dan bentuk, efek dan aksi pengaruh dan mempengaruhi. Dalam memahami tradisi ini tentu kita mungkin banyak melihat betapa banyaknya tradisi yang dikemas dengan nuansa islami yang memberikan kesusahan dan tekananan terhadap masyarakat, walaupun masyarakat


 

 

 

saat sekarang sudah tidak sadar akan tekanan yang telah diberlakukan tradisi tersebut. Namun tidak bisa kita pungkiri tradisi sebenarnya juga memberikan manfaat yang bagus demi berlangsungnya tatanan dan nilai ritual yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Hubungan budaya dengan tradisi keagamaan

 

Hubungan intern umat beragama, pada beberapa kelompok masyarakat, khsususnya yang berada di wilayah tradisi dan budaya keagamaan dapat dilihat pada hubungan penganut Islam Aboge di Banyumas Jawa Tengah dan penganut tradisi Tengger di Pasuruan Jawa Timur. Dua lokus tersebut dapat menjadi gambaran tentang relasi agama dengan tradisi lokal dalam konteks hubungan intern umat Islam. Masyarakat penganut Aboge dan Masyarakat Tengger yang beragama Islam menyatukan aspek budaya lokal dengan keberagamaan mereka.

Sejak awal perkembangannya, agama- agama di Indonesia telah menerima akomodasi budaya. Sebagai contoh Agama Islam, dimana Islam sebagai agama faktualmemberikan arah pada perkembangan budaya selanjutnya. Sebagai suatu norma, aturan, maupun segenap aktivitas masyarakat Indonesia, ajaran Islam telah menjadi pola anutan masyarakat. Dalam konteks inilah Islam sebagai agama sekaligus telah menjadi budaya masyarakat Indonesia. Di sisi lain budaya-budaya lokal yang ada di masyarakat, tidak otomatis hilang dengan kehadiran Islam. Budaya- budaya lokal ini sebagian terus dikembangkan dengan mendapat warna-warna Islam.


 

 

 

Pengaruh jiwa keagamaan terhadap kebudayaan bagi masyarakat

 

Lingkungan masyarakat akan memberi dampak dalam pembentukan pertumbuhan itu. Jika pertumbuhan fisik akan berhenti saat anak mencapai usia dewasa, namun pertumbuhan psikis akan berlangsung seumur hidup. Hal ini menunjukkan bahwa masa asuhan di kelembagaan pendidikan (sekolah) hanya berlangsung selama waktu ternentu. Sebaliknya, asuhan oleh masyarakat akan berjalan seumur hidup. Dalam kaitan ini pula terlihat besarnya pengaruh masyarakat terhadap pertumbuhan jiwa keagamaan sebagai bagian dari aspek kepribadiaan terintegrasi dalam pertumbuhan psikis. Jiwa keagamaan yang memuat norma-norma kesopanan tidak akan dapat dikuasai hanya dengan mengenal saja. Menurut Emerson, norma-norma kesopanan menghendaki adanya norma-norma kesopanan pula pada oranng lain.

Dalam ruang lingkup yang lebih luas dapat diartikan bahwa pembentukan nilai-nilai kesopanan atau nilai-nilai yang berkaitan dengan aspek-aspek spiritual akan lebih efektif jika seseorang berada dalam lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut. Dengan demikian, fungsi dan peran masyarakat dalarn pembentukan jiwa keagamaan akan sangat tergantung dari seberapa jauh masyarakat tersebut menjunjung norma-norma keagamaan itu sendiri.

Dalam kebudayaan terdapat perangkat-perangkat dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh pendukung kebudayaan tersebut. Perangkat-perangkat pengetahuan itu sendiri membentuk sebuah sistem yang terdiri atas satuan-satuan yang berbeda-beda secara bertingkat-tingkat yang fungsional hubungannya satu sama lainnya secara keseluruhan.kebudayaan dalam suatu masyarakat merupakan sistem nilai tertentu yang dijadikan pedoman hidup oleh warga yang mendukung kebudayaan tersebut. Karena dijadikan kerangka acuan dalam bertindak dan bertingkah laku maka kebudayaan cenderung menjadi tradisi dalam suatu masyarakat.


 

 

 

Contoh budaya yang berakaitan dengan keagamaan

 

Setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah, di seluruh dunia yang berpenduduk mayoritas Muslim diperigati Maulid nabi. Yang menarik justru Arab Saudi adalah satu-satunya negara dengan penduduk mayoritas Muslim yang tidak menjadikan Maulid sebagai hari libur resmi.

Hal ini disebakan karena mayoritas muslim Arab Saudi menganut paham wahabi dominan termasuk salaf dan pemahaman taliban. Perayaan Maulid Nabi seperti ini dianggap bid’ah.3 Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam beberapa waktu setelah Nabi Muhammad wafat. Peringatan tersebut bagi umat muslim adalah penghormatan dan pengingatan kebesaran dan keteladanan Nabi Muhammad dengan berbagai bentuk kegiatan budaya, ritual dan keagaamaan


 

 

 

Daftar Pustaka

 

Sudarto,M.Pd.I,   PENGARUH   PENDIDIKAN   TERHADAP   PEMBENTUKAN

JIWA AGAMA, Volume 4, Nomor 1, Mei 2018

 

Syaiful     Hamali,SIKAP    KEAGAMAAN    DAN    POLA    TINGKAH    LAKU

MASYARAKAT MADANI, Vol 6, No 2 (2011) : Al-ADYAN, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Mrs Aarti Gupta, RELATION BETWEEN RELIGION AND EDUCATION, Volume

5, Issue IV, September 2016

 

Hasan Hanafi, Oposisi Pasca Tradisi (Yogyakarta: Sarikat, 2003), TRADISI DALAM BUDAYA & ISLAM

Arief Rifkiawan Hamzah dan Heri Cahyono, AGAMA DAN TANTANGAN BUDAYA MODERN PERSPEKTIF ISLAM, Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Metro. Vol. 1, No. 2, Desember 2016.

JOKO    TRI    HARYANTO,    RELASI    AGAMA    DAN    BUDAYA    DALAM HUBUNGAN INTERN UMAT ISLAM Volume 01 Nomor 01 Juni 2015

Laode Monto Bauto, PERSPEKTIF AGAMA DAN KEBUDAYAAN DALAM

KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA, Volume 23, No. 2, Edisi Desember 2014

Nurlila Kamsi, PENGARUH PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TERHADAP JIWA KEAGAMAAN, Vol. XII, No. 01. Februari 2017

Syukri Syamaun, PENGARUH BUDAYA TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU

KEBERAGAMAAN, Vol. 2 No. 2 Juli - Desember 2019

 

Moch. Yunus, PERINGATAN MAULID NABI, Volume 5, Nomor 2, Juni 2019