Contoh Makalah Psikologi Agama Wawancara Materi Hubungan Kesehatan Mental Dengan Agama

Contoh Makalah Psikologi Agama Wawancara Materi Hubungan Kesehatan Mental Dengan Agama

 

Hasil wawancara dengan narasumber

Biografi Narasumber 1

 

Nama :

Tempat tanggal lahir :

Pekerjaan :

 

1. Menurut saudara apa itu defenisi kesehatan mental ?

Yaitu ketika kondisi batin seorang dalam keadaan tentram

2. Menurut saudara apa yang mempengaruhi faktor kesehatan mental ?

Banyak sekali contoh nya faktor pada keluarga, teman, bahkan lingkungan sendiri

3.Bagaimana cara menjaga kesehatan mental pada pandemi menurut saudara?

Contoh nya dengan selalu bersyukur dan harus punya rasa sabar yang kuat

 

Biografi Narasumber 2

 

Nama :

Tempat tanggal lahir :

Pekerjaan :

1. Apa hubungan agama dan kesehatan mental menurut saudara ?

Yaitu terletak pada rasa penyerahan diri dan rasa bersukur kita kepada ALLAH SWT

2. Menurut saudara apa yang menyebabkan gangguan mental ?

Trauma akibat sesuatu peristiwa yang dialami suatu individu

3. Bagaimana cara menjaga kesehatan mental pada anak yang terkena serangan

mental/bully menurut saudara?

Dengan mensuport nya dan mengajari nya mana yang baik dan mana yang buruk atau

lebih tepat nya dibimbing dengan baik

 

 

 

 

Materi Refrensi

Defenisi Kesehatan Mental

Kesehatan mental adalah dengan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan mental seseorang dapat ditandai dengan kemampuan orang tersebut dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya, mampu mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sendiri semaksimal mungkin untuk menggapai ridho Allah SWT, serta dengan mengembangkan seluruh aspek

kecerdasan, baik kesehatan spiritual, emosi maupun kecerdasan intelektual Pengertian agama menurut J.H. Leuba, (dalam Sururin, 2004:4). agama adalah cara bertingkah laku, sebagai system kepercayaan atau sebagai emosi yang bercorak khusus. Sedangkan definisi agama menurut Thouless adalah hubungan praktis yang dirasakan dengan apa yang dia percayai sebai mahluk atausebagai wujud yang lebih tinggi dari manusia.

Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial). Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa.

Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental

Menurut Daradjat (2001:9) faktor-faktor yang mempengaruhi Kesehatan mental itu secara garis besar ada dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal ini antara lain meliputi: kepribadian, kondisi fisik, perkembangan dan kematangan, kondisi psikologis, keberagamaan, sikap menghadapi problema hidup, kebermaknaan hidup, dan keseimbangan dalam berfikir. Adapun yang termasuk faktor eksternal antara lain: keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan, lingkungan, dan sebagainya.

 

Faktor internal merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan mental, terutamanya adalah faktor biologis. Beberapa faktor biologis yang secara langsung berpengaruh terhadap kesehatan mental, diantaranya: otak, system endrokin, genetika, sensori, dan kondisi ibu selama hamil. Sedangkan factor psikologis merupakan aspek psikis manusia yang pada dasarnya adalah satu-kesatuan dengan sistem biologis.

Faktor eksternal juga merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi kesehatan mental seseorang, diantarnya adalah stratifikasi sosial, interaksi sosial, lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang diadalamnya juga terkandung lingkungan tempat tinggal yang ia diami atau tempati (Muhyani, 2012:51). Jadi kesehatan mental itu dipengarui oleh faktor dalam dan luar diri seseorang sehingga keduanya mempunyai posisi yang sangat kuat dalam kehidupan manusia.

 

Menjaga Kesehatan Mental Pada Pandemi

Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental di masa pandemi yaitu dengan melakukan penyesuaian diri dengan apa yang terjadi di lingkungan sekarang. Penyesuaian diri perlu dilakukan untuk mendapatkan keharmonisan dan keselarasan antara tuntutan lingkungan dengan tuntutan di dalam diri. Yang mana bahwa seseorang harus menerima hal-hal ketika ia tidak mempunyai kontrol akan keadaan. Penyesuaian diri yang baik diukur dari seberapa baik seseorang mengatasi setiap perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Penyesuaian diri adalah aspek mental penting dan sangat berkaitan dengan keyakinan seseorang terhadap kemampuan diri dalam mengendalikan berbagai rintangan dan menggunakan potensi diri. Dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan, masalah, maupun hal-hal baru diperlukan sebuah proses serta usaha dan apabila kita gagal dalam menyesuaikan diri tentu saja dapat menimbulkan kesehatan mental yang terganggu dan berujung pada stres.

 

Menjaga kesehatan mental dengan cara melakukan penyesuaian diri bisa diawali oleh menumbuhkan mindset dan motivasi. Di masa pandemi sekarang mahasiswa dihadapkan dengan yang namanya kuliah daring. Namanya saja daring, jelaslah suasana yang sangat berbeda dari kuliah biasanya dimana kita bisa mendengarkan materi secara langsung dan bertatap muka dengan dosen pemateri. Suasana yang berbeda itu pula dapat menimbulkan motivasi yang menurun. Walau terkesan lebih santai, kemungkinan timbulnya stres tetap saja tidak bisa diindahkan. Pemahaman materi saat kuliah daring dirasa lebih lamban dan tidak sepenuhnya masuk ke memori serta pikiran. Belum lagi jikalau kita dihadapkan dengan kendala peliknya bermedia online seperti faktor device yang tidak memadai dan jaringan yang tidak stabil. Hal-hal seperti itulah yang menjadi faktor menurunnya mood serta motivasi berujung dengan kemungkinan pikiran negatif seperti menyalahkan diri sendiri, merasa bodoh, dan sebagai.

Pikiran-pikiran tersebutlah yang dapat menimbulkan stres, namun kembali lagi dengan mindset di masing-masing individu. Kita harus berusaha menghindari perasaan dan pemikiran negative tersebut, belajar menerima keadaan dan mengikuti arus ‘jalani saja’. Aspek religiusitas juga sangat membantu dalam membangun mindset/motivasi dalam menghindari stress

 

Hubungan Agama Dengan Kesehatan Mental

Hubungan agama dan kesehatan mental telah banyak ditelusuri dari zaman kuno yang masih menganggap suatu penyakit sebagai intervensi makhluk gaib, hingga zaman modern yang menggunakan alat medis dalam mendiagnosa adanya suatu penyakit. Masyarakat modern pada saat ini memandang bahwa penyakit hanya akan terdiagnosis apabila muncul gejala-gejala biologis. Teknologi yang telah mengalami kemajuan pada saat ini membawa manusia kepada keyakinan bahwasannnya suatu penyakit muncul hanya karena faktor fisik saja.

 

Pengertian agama menurut J.H. Leuba, (dalam Sururin, 2004:4). agama adalah cara bertingkah laku, sebagai system kepercayaan atau sebagai emosi yang bercorak khusus. Sedangkan definisi agama menurut Thouless adalah hubungan praktis yang dirasakan dengan apa yang dia percayai sebai mahluk atausebagai wujud yang lebih tinggi dari manusia. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial). Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa.

 

Penyebab Gangguan Mental

Sebagian besar manusia yang memiliki gangguan mental adalah ketika pada masa remaja. Pada saat remaja, fase perkembangan sudah dimulai untuk beranjak menjadi dewasa. Perubahan emosi yang dimiliki membuat usia remaja mencoba mengontrol segala emosi yang terdapat di dalam dirinya dengan benar tetapi masih belum bisa mengelola dengan baik dari segi kedewasaan untuk mengontrol emosi sehingga memiliki suatu tekanan serta ketegangan emosi. Pada saat usia remaja, mulai mencari tahu bagamana cara menyesuaikan diri dari lingkungan disekitar.

Mulai memiliki pola pikir dan perilaku yang baru. Apabila tidak dikelola dengan benar, akan menyebabkan salah satunya depresi. Depresi sangat rentan bagi usia remaja seperti yang diakibatkan oleh kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua juga akibat dari Tindakan kekerasan oleh orang tua atau orang di sekitarnya, di bully oleh teman atau tidak memiliki teman dan juga pelecehan seksual. Hal itu juga bisa terjadi mulai dari usia balita. Akibat dari bentuk tersebut, membuat manusia pada usia remaja menjadi mengalami ketraumaan dan sensitif. Karena segala pengaruh yang diberikan oleh orang sekitar, menjadikan dampak bagi seorang diri manusia dan bisa selamanya melekat

Kesehatan mental merupakan komponen mendasar dari definisi kesehatan. Kesehatan mental yang baik memungkinkan orang untuk menyadari potensi mereka, mengatasi tekanan kehidupan yang normal, bekerja secara produktif, dan berkontribusi pada komunitas mereka. Gangguan mental menurut WHO, terdiri dari berbagai masalah, dengan berbagai gejala. Namun, mereka umumnya dicirikan oleh beberapa kombinasi abnormal pada pikiran, emosi, perilaku dan hubungan dengan orang lain

Menjaga Kesehatan Mental Pada Anak

Bullying sendiri dikategorikan sebagai perilaku antisosial atau misconduct behavior (Jenkins, 1995;Morton, 1999) dengan menyalahgunakan kekuatannya kepada korban yang lemah, baik secara individu atau kelompok dan biasanya terjadi berulang kali (Smith, Cousins & Stewart, 2005; Mongold, 2006). Bullying dapat dilakukan secara verbal, psikologis dan fisik (Kim, 2006).

Para ahli menyatakan bahwa school bullying mungkin merupakan bentuk agresifitas antar siswa yang memiliki dampak sangat negatif bagi korbannya, karena ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban. Pelaku terlibat dalam perilaku menyakiti korban yang tidak bisa membela diri karena perbedaan fisik, kalah jumlah atau kurang kekuatan psikologis.

Dampak lain yang dialami oleh korban bullying adalah mengalami berbagai macam gangguan yang meliputi kesejahteraan psikologis yang rendah (low psychological well-being) dimana korban akan merasa takut, rendah diri, tidak nyaman, merasa tidak berharga, menarik diri dari pergaulan, penyesuaian sosial yang buruk dimana korban akan takut datang ke sekolah bahkan menolak untuk dating kesekolah, nilai akademik menurun karena sulit berkonsentrasi dalam belajar dan bahkan mempunyai keinginan untuk bunuh diri karena tidak kuat dalam menghadapi tekanan-tekanan.

 

Dampak dari bullying tidak hanya dirasakan oleh korban bullying, akan tetapi juga berimplikasi terhadap perlaku bullying. Dampak bullying berupa gangguan kesehatan mental. Sementara itu, terdapat dua pembagian bullying, mengacu pada media yang dilibatkan, yakni traditionalbullying dan cyberbullying. Keduanya merupakan sebuah tindakan agresi yang menyebabkan kerugian pada orang lain, yang biasanya dilakukan secara berulang dari waktu ke waktu, dan terjadi di antara individu yang hubungannya dicirikan oleh ketidakseimbangan kekuasaan Untuk tindakan prevensi dan intervensi terhadap bullying terdapat beberapa poin, yaitu:

(1) Mengenali dan menyadari bahwa permasalahan itu ada (Kowalski & Morgan,

2017).

(2) Selanjutnya menyusun program-program intervensi untuk menanggulangi kasus

yang telah terjadi (Kowalski & Morgan, 2017)

(3) Iklim kebaikan, kasih sayang, dan empati perlu ditekankan sebagai norma

(Kowalski, et al., 2012; Simon & Olson, 2014).

(4) Orangtua perlu terlibat aktif dalam penanggulangan dan penyelesaian masalah

bullying (Simon & Olson, 2014).

 

 

Daftar Pustaka

Abdul Hamid, AGAMA DAN KESEHATAN MENTAL DALAM PERSPEKTIF

PSIKOLOGI AGAMA, Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 1, Januari 2017 : 1-84

Dian Furwasyih, Menjaga Kesehatan Mental Keluarga saat Pembatasan Sosial

Berskala Besar pada Masa Pandemi Covid-19, Vol 2 No 1 (2021): Jurnal ABDIMAS-

HIP

Dumilah Ayuningtyas1 , Misnaniarti, 21Marisa Rayhani1, Hubungan Religiositas dan

Kesehatan Mental pada Remaja Pesantren di Tabanan, Jurnal Masalah-Masalah

Sosial | Volume 10, No. 2 Desember 2019

Herlianita Cahyani, Muhammad Asikin, Henni Kumaladewi Hengky, FAKTOR –

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASALAH KESEHATAN MENTAL PADA

NARAPIDANA NARKOBA DI RUTAN KELAS IIB SIDRAP, Vol. 1, No. 1

Januari 2020

INSAN, Komunitas SEHATI (Sehat Jiwa dan Hati) Sebagai Intervensi Kesehatan

Mental Berbasis Masyarakat, 2016, Vol. 1(2), 112-124 doi:

10.20473/JPKM.v1i22016.112-124

Kusumasari Kartika Hima Darmayanti, Farida Kurniawati Bullying di Sekolah:

Pengertian, Dampak, Pembagian dan Cara Menanggulanginya DOI

10.17509/pdgia.v17i1.13980 e.ISSN 2579-7700 p.ISSN 1693-5276

Maria Chelsea, Mengenal Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental, ISSN 2720-9431

Salsabila, N. A. (2021, January 1). Menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi.

https://doi.org/10.31234/osf.io/rd4zf

Santoso, KESEHATAN MENTAL DALAM PERSPEKTIF PEKERJAAN SOSIAL ,

Vol 6, No 1 (2016)

Sulis Winurini, Hubungan Religiositas dan Kesehatan Mental pada Remaja Pesantren

di Tabanan, Volume 10, No. 2 Desember 2019